Perjuangan untuk melawan penindasan sejatinya tidak lagi terkotak kotak
dan mengangkat isu isu sektoral semata (contohnya; buruh berjuang untuk
kepentingan atau isu yang berkaitan dengan buruh saja, tani berjuang untuk
kepentingan pertanian saja, mahasiswa berjuang untuk kepentingan pendidikan
saja, kaum miskin kota berjuang untuk kesejahteraan kaum miskin kota saja) tetapi
semua sector rakyat tersebut baik Buruh, Tani, Mahasiswa, Kaum Miskin kota
harus bersatu dan berjuang bersama sama merebut demokrasi untuk tatanan
kehidupan yang lebih baik.
Sebagaimana kita ketahui 1
Mei atau yang
lebih dikenal dengan istilah M Day atau HARI BURUH SEDUNIA merupakan hari bersejarah dan kemenangan bukan hanya bagi buruh tetapi seluruh umat manusia di dunia karena telah terjadi
perbaikan sistem tatanan kehidupan yang lebih baik. Maka KONSOLIDASI BURUH RAKYAT INDONESIA (KBRI) yang beranggotan KPO PRP
MEDAN, KASBI Sumut, PPBI Medan, SPCI, SEKAR WILMAR, PPRM
Sumut, Perempuan Mahardhika Sumut, L-Kesra Pusat, GEMADEN, BARMAS, F D M, I M M, BEM FE UMA, L M I, PARI, KIRAB,
GN GAK HAM, ICMI Muda Sumut, Kelompok Petani 71-79, HPPLKN, Kelompok Tani Selambo,
Jas Merah, Kelompok Maju Bersama Rakorba,) bersama sama melakukan aksi
turun ke jalan pada tanggal 01 Mei 2012 untuk merayakan M Day tidak seperti
kebanyakan elemen/organ dan serikat buruh yang ada di Sumut yang lebih memilih
untuk berjoget ria di lapangan Merdeka Medan bersama pemerintahan Sumut.
Kita menyadari belum saatnya kita berjoget ria merayakan M Day sementara
Rakyat (buruh, Tani, Mahasiswa dan Kaum Miskin
Kota) masih tertindas karena belum mendapatkan
kehidupan yang layak di negeri ini bahkan masih harus diperhadapkan dengan rencana
pemerintah untuk menaikkan BBM dan mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan, buruh dieksploitasi
dengan polotik
upah murah, sitem kerja kontrak dan outsorching bahkan harian Lepas (harlep), union busting (pemberangusan serikat), PHK sepihak
dan semena mena oleh perusahaan, tidak adanya jaminan untuk buruh migran, dan
masih banyak lagi persoalan rakyat lainnya lainnya.
Aksi turun ke jalan KONSOLIDASI
BURUH RAKYAT INDONESIA (KBRI) mengangkat Grand Isu
“LAWAN
KAPITALISME – IMPERIALISME, NAIKAN
UPAH BURUH, TANAH
– PENDIDIKAN & KESEHATAN GRATIS UNTUK DAN RAKYAT
TOLAK KENAIKAN HARGA BBM” dan menuntut :
- Buruh :
1. Tetapkan 1 Mei menjadi hari libur nasional
2.
Tolak
& hapus outsorching, sistem kerja kontrak, harian lepas.
3.
Hentikan
dan lawan pemberangusan serikat buruh (union busting).
4.
Implementasikan
hak-hak buruh perempuan.
5.
Lawan
politik upah murah.
6.
Bubarkan
dewan pengupahan daerah dan bentuk dewan pegupahan daerah yang independen yang
benar-benar pro terhadap nasib buruh B. Tani
:
- Tani :
1. Tanah untuk rakyat, bukan untuk kaum pemodal
(pengusaha).
2.
Kembalikan
& distribusikan tanah yang dirampas oleh perkebunan negara (PTPN),
perkebunan swasta & perkebunan asing.
3.
Turunkan
harga pupuk & alat-alat pertanian.
4.
Wujudkan
agibisnis dan agro industri yang baik bagi pertanian rakyat.l
5.
Tangkap
& adili preman serta mafia tanah
(Usman alias Akiong, Anto keing, Tamin Sukardi, Mujianto, Alex Ketaren,
Samsul Sianturi) yang merampas & memperjual-belikan tanah negara Eks HGU
PTPN II.
6.
Tolak jual
beli bangunan dan tanah eks HGU PTPN II di wilayah Helvetia, Marendal I, Dagang
Kerawan, Selambo & Pagar Merbau.
7.
Realisasikan
tim penyuluh pertanian di berbagai daerah.
8.
Kembalikan
tanah rakyat yang dirampas perkebunan negara PTP IX – PTPN II Pagar Merbau dari
tahun 1965 yang berada di Pasar 9 gg. Tebu Pasar Miring Deli Serdang.
9.
Selesaikan
segera ganti rugi atas tanah masyarakat Desa Naga Kesiangan seluas 254,33 Ha,
Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Vs PTPN IV.
10. Usut tuntas pelaku penganiayaan, pengeroyokan,
pemukulan dan penculikan terhadap Syaifal Bahri yang dilakukan Jurek Cs.
11. Bebas murnikan Eko Sofianto, Senja dkk yang
telah dikriminalisasi oleh mafia tanah (Anto Keling).
12. Hentikan kriminalisasi terhadap kaum tani
- Mahasiswa :
1. Tolak Komersialisasi & Privatisasi
pendidikan.
2.
Wujudkan
pendidikan gratis, ilmiah, demokratis dan bervisi kerakyatan.
3.
Tolak RUU
Perguruan Tinggi (RUU PT).
4.
Realisasikan
20% anggaran pendidikan dari APBN & APBD.
5. Berikan hak dan kebebasan untuk berorganisasi
di dalam kampus.
- Kesehatan :
1. Realisasikan kesehatan gratis, layak,
berkualitas & bertekhnologi modern untuk rakyat.
2.
Tolak
JPKMS & berlakukan Jaminan Kesehatan di daerah yang setara dengan
JAMKESMAS.
3. Tutup izin operasional rumah sakit yang
menolak dan menelantarkan pasien miskin.
- Perempuan :
1. Hentikan kekerasan, intimidasi, pemerkosaan
& pelecehan seksual terhadap kaum perempuan.
2.
50 %
kuota bagi perempuan di lapangan publik.
3. Perempuan keluar rumah – bangun organisasi
perempuan yang progressif, mandiri & militan.
- Umum :
1. Turunkan harga sembako.
2.
Perumahan
murah, layak, berkualitas & air bersih untuk rakyat.
3.
Usut
tuntas pelaku pelanggaran HAM dari peristiwa
65,Malari,Tg.PrioK,Semanggi,Trisakti,dsbnya.
4.
Bangun
kembali tempat ibadah/Masjid yang dirusak oleh kaum pemodal/pengusaha.
5.
Usut
tuntas oknum TNI yang melakukan pemukulan terhadap wartawan pada saat meliput
aksi Komite Tani Menggugat di depan Kantor Pos Medan.
6.
Usut
tuntas pembubaran paksa aksi Komite Tani Menggugat yang dilakukan TNI pada saat
kedatangan Wakil Presiden Boediono.
7.
Bubarkan
Komando Teritorial & kembalikan TNI ke Barak.
Aksi dimulai dengan melakukan
Sweeping di Carrefour Medan Citra Padang Bulan dan Carrefour Medan Fair untuk
mengajak kawan kawan buruh turun bersama ke jalan merayakan M day, kemudian massa
aksi berkumpul dan melakukan orasi di depan Stasion TVRI Medan kemdian bergerak
menuju Lapangan merdeka Medan untuk mengkampayekan bahwa tidak saatnya M Day
dirayakan dengan berjoget ria dengan pemerintah karena kondisi rakyat dengan
pemerintah saat ini adalah bagaikan air dengan minyak yang tidak bisa menyatu
yang mana kebijakan pemerintah belum mampu membuat rakyat sejahtera dan banyak
produk hukum di negeri ini yang belum berpihak kepada rakyat maka M Day adalah
moment bagi kita untuk berjuang menuntut kesejateraan rakyat.
Dari lapangan Merdeka Medan,
massa aksi bergerak menuju Plaza Uniland dan memblokade jalan di pusat Kapitalisme,
Imprealisme dan Neoliberalisme di kota Medan tersebut sehingga mengakibatkan
kemacetan panjang dan setelah melakukan orasi dan bakar ban kemudian massa aksi
bergerak menuju kediaman Konjen Amerika yang berada di jalan Walikota Medan, di
depan kediaman Konjen Amerika Medan massa aksi kembali melakukan orasi dan aksi
bakar ban, boneka monyet yang merupakan simbol bahwa rejim yang berkuasa saat
ini adalah boneka Negara barat khususnya Amerika, dan tanpa di duga aparat
kepolisian yang awalnya hanya beberapa orang tiba tiba bertambah banyak dan
memadamkan sisa ban yang dibakar massa aksi. Dari Kediaman Konjen Amerika massa
aksi membubarkan diri dan pulang ke rumah masing masing.
Sosialisme adalah jalan sejati pembebasan Rakyat Pekerja dan Seruan
kepada semua sektor rakyat; buruh, tani, mahasiswa, kaum miskin kota mari
bersatu bangun partai kelas pekerja, agar kesejateraan pun menjadi milik
bersama.