Demokrasi di Asia Tenggara sedang dalam serangan besar! Setelah Kedubes Thailand didemo karena pemerintahnya menangkap para pimpinan aktivis Kaus Merah pada Senin (27/06/2011), giliran Kedubes Malaysia di Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, menjadi sasaran demonstrasi. Aksi solidaritas yang dilakukan tersebut, dilatarbelakangi oleh penangkapan sekitar 30 orang aktivis Partai Sosialis Malaysia (PSM). Mereka dituduh melanggar pasal 122 hukum pidana antidemokrasi Malaysia (mengenai perang melawan monarki dan upaya menghidupkan ideologi komunis).
Demi solidaritas sekaligus upaya mencegah gelombang antidemokrasi mewabah di negara-negara ASEAN lainnya, 50-an massa yang tergabung dalam berbagai organisasi itu menggeruduk Kedubes Malaysia menuntut pembebasan aktivis PSM. Mereka antara lain dari Komite Penyelamat Organisasi-Perhimpunan Rakyat Pekerja (KPO-PRP), Komite Politik Rakyat Miskin-Partai Rakyat Demokratik (KPRM-PRD), Persatuan Politik Rakyat Miskin (PPRM), Forum Buruh Lintas Pabrik (FBLP), Perempuan Mahardhika, Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN), dan Bingkai Merah.
Dalam tututannya, massa menuntut agar rezim status quois Malaysia untuk menghentikan pelecehan dan pelanggaran kebebasan berekspresi serta membebaskan semua aktivis PSM tanpa syarat. Selain itu, massa juga meminta agar dihentikannya semua bentuk represi dan intimidasi terhadap rakyat Malaysia dalam menjalankan hak-hak demokratiknya.
Aksi ini sekaligus sebagai seruan dan dukungan atas kampanye Partai Sosialis Malaysia “Udahlah-Bersaralah” (Cukup Sudah-Lnngserlah), dimana kampanye penyadaran nasional yang dilakukan PSM ini dalam rangka membangkitkan kesadaran rakyat untuk melakukan perubahan pada pemilu Malaysia mendatang melawan rejim penguasa anti demokrasi UMNO-BN. "Penangkapan terhadap aktivis PSM menunjukkan Malaysia sangat tidak demokratis. Ini adalah aksi solidaritas untuk sesama aktivis yang memperjuangkan demokrasi di Malaysia,” teriak Korlap Aksi Sulthoni, dalam orasinya.
Salah seorang orator menginformasikan, penangkapan tersebut disertai pelecehan dan intimidasi. Anggota PSM yang ditangkap tidak boleh dijenguk keluarga, tidak boleh minum air bersih dan dibui dalam kondisi yang buruk. "Tuntutan kami tegas. Hentikan pelecehan dan pelanggaran kebebasan berekspresi. Bebaskan segera aktivis PSM tanpa syarat apapun," tandasnya.
Secara tajam, dalam orasinya, Asep Salmin yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPO-PRP menyebut penerapan nilai-nilai demokrasi di Malaysia hanya terwujud jika rejim UMNO dan Barisan Nasional turun takhta. Situasi ini, menurutnya, sudah mulai dirasakan olah rakyat Malaysia akibat terlalu lamanya UMNO dan BN bercokol di kekuasaan. Latar belakang inilah yang membuat rejim di negeri jiran itu bersikap kalap terhadap oposisi, terutama PSM. “Kami bersumpah akan terus melakukan aksi-aksi seperti ini sampai para aktivis PSM dibebaskan,” teriak Asep mengakhiri orasinya.
Secara bergantian, massa melakukan orasi didepan Kedubes Malaysia, yang pada intinya memberikan solidaritas kepada aktivitis Partai Sosialis Malaysia (PSM) dan gerakan rakyat lainnya yang ditangkap dan dikenakan tuduhan pasal karet anti demokrasi. Aksi inipun bubar tepat pada pukul 11.30 WIB (Jsm)
Demonstrasi Menentang Penangkapan Aktivis PSM di Kedubes Malaysia
Jumat, 01 Juli 2011
Categories :
Berita Aksi,
Jakarta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar