Pernyataan Sikap Bersama Hari Buruh di Polman

Selasa, 15 Mei 2012

Komite Penyelamat Organisasi_Perhimpunan Rakyat Pekerja Polman (KPO-PRP POLMAN), Sentra Gerakan Progresif (SERGAP), Aliansi Jurnalis  Indonesia (AJI)Dan  Forum Komunikasi Siswa Progresif (FKSP)

Krisis ekonomi yang berkepanjangan dan krisis bangsa lainnya tidak pernah lepas dari krisis  global yang saat ini tengah menghajar sebagian besar negara-negara kapitalis maju akibat membusuknya sistem kapitalisme yang sedang mencari  jalan keluar melalui dominasi pasar dan menggerakkan kembali perputaran modal dengan menciptakan perang. Penjajahan gaya baru dipertontonkan oleh negara-negara kapitalis secara vulgar melalui agen-agen mereka IMF, WTO, World Bank, maka dengan dalih memberi bantuan berupa dana segar kepada negara yang sedang kolaps sekan-akan melegitimasi campur tangan mereka dalam urusan kebijakan ekonomi politik yang akhirnya akan menghamba kepada kepentingan modal. Hal utama yang akan dilakukan oleh para kapitalis adalah mencari penjaga modal yang akan menjadi kaki tangan mereka dengan memproduksi berbagai kebijakan-kebijakan yang anti rakyat.

Di bawah pemerintahan boneka Sby-Budiono, kesejahteraan rakyat sangat jauh dari harapan. Apalagi mau membawa Indonesia ini keluar dari krisis. Kita lihat saja, kebijakan ekomoni politiknya, sangat terlihat keberpihakannya terhadap para pengusaha korup. Mulai dari pencabutan semua subsidi rakyat, sistem perundang-undangannya, sampai penjualan aset-aset negara ini.
Ketidakjelasan arah, kemudian rakyat menilai lebih baik kembali ke jaman Orde Baru. Harga-harga masih murah, tidak ada rasa takut. Semua sepertinya aman, hidup rasanya lebih mudah. Kaum buruh dan rakyat lainnya harus hati-hati, pandangan ini menyesatkan. Krisis ekonomi yang kita alami sekarang adalah hasil dari rejim Soeharto yang mengundang imperialis asing masuk ke Indonesia. Pembangunan omong kosong yang hanya menggembungkan Soeharto punya kantong!  Kata siapa jaman Soeharto aman? kaum miskin kota yang digusur paksa (kadang pakai senapan dan peluru) untuk pembuatan jalan, rakyat dirampas tanahnya untuk pembangunan lapangan golf, kaum buruh dibungkam (tentunya masih ingat nasib Marsinah yang dibunuh oleh pemerintahan Soeharto karena memperjuangkan hak-haknya), tidak ada kebebasan pers untuk mengungkap kenyataan adalah bukti-bukti nyata yang tidak bisa dipungkiri. Ingat, rakyat pada masa itu tidak boleh bebas bicara. Bila kaki rakyat diinjak Partai yg Berkuasa saat itu dan Tentara, lebih baik diam daripada nyawa melayang. Satu persatu perlawanan rakyat dibungkam dengan pembantaian rakyat. Ingat kasus Tanjung Priuk, ingat Trisakti, Lampung, 27 Juli, dll.
Sebuah pertanyaan akan muncul dalam kepala kaum buruh dan rakyat lainnya, kenapa Presiden, Kabinet, sudah berganti-ganti, tetapi kok perubahan dan kesejahteraan tidak muncul? Jawabannya adalah karena produktivitas nasional baik sektor swasta maupun negara mengalami kehancuran. Elit politik di parlemen dan di pemerintahan tidak satupun yang mau dan mampu memenuhi tuntutan kita. Mereka tidak mampu menyediakan syarat-syarat bagi meningkatnya produktivitas nasional. Terbukti mereka malah memperdalam krisis yang kita alami. Mereka menjual aset-aset yang seharusnya dipergunakan untuk mensejahterakan kita, sambil mengutip uang mencalokan aset-aset rakyat tersebut. Kemudian, apakah kita akan membiarkan penjajah Imperialisme yang menguasai Republik ini, sehingga mereka dengan bebas dapat menggunduli hutan, memeras keringat kaum buruh dengan upah murah, menghisap habis ladang emas kita, yang semua keuntungan akan mereka bawa ke kas negara mereka masing-masing.

Yang rakyat lakukan sekarang ini adalah membangun persatuan dan kekuatan rakyat sendiri. Persatuan ini harus kita kuatkan dan luaskan supaya menjadi alat perjuangan rakyat yang semakin ampuh dengan membangun sekretariat-sekretariatnya sebagai tempat menyatukan. Bicarakan masalah-masalah penjajahan yang saat ini dihadapi dan pemecahannya bersama-sama di sekretariat-sekretariat. Rancang aksi-aksi bersama di sekretariat-sekretariat melawan penindasan yang saat ini dialami oleh seluruh sektor masyarakat, yang akan menyatukan diantara semua persatuan yang berbeda itu adalah kepentingannya untuk melawan penindasan yang dilakukan oleh penjajah dan bonekanya.

Momentum 1 Mei 2012 ini, kami secara tegas membuat garis demarkasi terhadap rezim secara nasional dan daerah, dengan menuntut:
1.    Gulingkan Rezim Boneka Imperialis SBY_B OEDIONO, bentuk pemerintahan alternatif
2.    Tolak Kebijakan Penjajash Neoliberalisme (privatisasi, cabut subsidi rakyat, menjual aset Negara,dll)
3.    Naikkan Upah 100% bagi buruh
4.    Tolak Produk Undang-Undang Anti Demokrasi RUU PT yg merugikan mahasiswa
5.    Adili dan Sita Harta Koruptor untuk Subsidi Rakyat
6.    Modal, dan teknologi pertanian murah – modern dan mekanisme Mapalus untuk kaum Tani
7.    Pendidikan Gratis, Ilmiah, dan Demokratis untuk Rakyat
8.    Kesehatan Gratis untuk Rakyat
9.    Stop Pengrusakan Lingkungan dengan dalih Pembangunan
10.  Stop Penggusuran Tanah Rakyat, Kembalikan tanah rakyat yang dirampas oleh negara dan swasta.
11.  Tolak Penggusuran Pedagang Kaki Lima

Polman, 1 Mei 2012

RAKYAT BERSATU LAWAN Neoliberalisme!!!
RAKYAT BERSATU LAWAN REJIM BONEKA Neoliberalisme!!!
BERSATU BENTUK PEMERINTAHAN DARI, OLEH, UNTUK RAKYAT MISKIN!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar