Occupy Melbourne : Pandangan Dari Lapangan

Rabu, 26 Oktober 2011

Pada tanggal 22 Oktober 2011 siang, Melbourne dilanda hujan rintik-rintik. Ditengah rintik-rintik hujan sekitar 700 orang berdemonstrasi di CBD Melbourne serta melakukan long march dari Federation Square ke Victorian Trades Hall dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian. Demonstrasi ini dilancarkan setelah sehari sebelumnya pada Jumat 21 Oktober 2011 sekitar 100an orang bagian dari gerakan Occupy Melbourne yang bertahan menginap di Melbourne City Square sejak 15 Oktober dibubarkan secara paksa oleh polisi. Kepolisian Melbourne mengerahkan kekuatan penuh, sekitar 400 orang ditambah dengan pasukan berkuda, dan pasukan anjing kepolisian. Tindakan kepolisian tersebut mengakibatkan 95 orang ditangkap serta puluhan lainnya terluka, termasuk seorang anak-anak yang disemprot dengan gas merica oleh polisi. Setelah membersihkan City Squre dari aktivis maupun perlengkapan Occupy Melbourne, polisi menghabiskan waktu berjam-jam untuk membersihkan jalan Swanston disekitar City Square. Hal ini karena banyak solidaritas berdatangan dari aktivis-aktivis lain maupun rakyat sekitar yang melihat kebrutalan polisi.

Sepanjang jalan diteriakan berbagai slogan: Rakyat Bersatu Tak Bisa Dikalahkan, Demokrasi Adalah Seperti Ini, dsb. Demonstran juga sempat berhenti di kantor BHP, sebuah perusahaan pertambangan minyak dan gas multinasional yang memiliki kantor pusat di Melbourne, yang dijaga ketat oleh polisi dan meneriakan slogan-slogan anti perusahan tersebut. Setibanya di Victorian Trades Hall diselenggarakan Rapat Akbar untuk melakukan pendiskusian serta menentukan langkah-langkah berikutnya. Victorian Trades Hall sendiri adalah bangunan yang pendanaan dan pembangunannya pada Mei 1859 dilakukan oleh buruh sepenuhnya sebagai tempat pengorganisiran gerakan buruh di Melbourne.

Proses demokrasi di Rapat Akbar sangat bagus dimana setiap orang mempunyai hak untuk berbicara dan mengajukan usulan. Kemudian orang lain boleh membatah atau tidak menyetujui usulan tersebut. Pada awalnya usulan yang muncul adalah apakah mereka tetap akan melakukan pendudukan atau menyudahi gerakan tersebut. Keputusan secara mayoritas mendukung dilanjutkannya pendudukan atau gerakan Occupy Melbourne. Setelah itu usulan yang kemudian muncul adalah bagaimana model pendudukan tersebut? Apakah tetap di Trades Hall, mengambil alih kembali City Square atau mencari tempat lain. Setelah melalui proses panjang dan berbagai perdebatan akhirnya mayoritas peserta Rapat Akbar memutuskan bahwa gerakan Occupy Melbourne akan melanjutkan demonstrasi pada hari itu juga menuju Treasury Garden untuk mendudukinya. Pendudukan tersebut hanya sementara karena mereka akan mencoba mengambilalih kembali Melbourne City Square pada hari Sabtu, 29 Oktober 2011. Pun demikian dengan proses yang demokratis semacam itu ternyata masih terdapat kelompok yang memisahkan diri kemungkinan karena tidak menyepakati keputusan yang diambil.

Saat diselenggarakan rapat akbar terlihat bagaimana perspektif-perspektif dari orang maupun kelompok yang terdapat dalam gerakan Occupy Melbourne. Beberapa masih beranggapan bahwa persoalan yang muncul sekarang dalam tatanan masyarakat global bukanlah karena sistem itu sendiri namun karena keserakahan, kebencian ataupun sifat-sifat manusia lainnya. Yang kemudian dapat menjadi negatif karena menolak perjuangan politik untuk menghancurkan Kapitalisme ataupun pembangunan sistem alternatifnya yaitu Sosialisme. Demikian juga walaupun sehari sebelumnya terjadi represi dari pihak kepolisian dimana justru memperbesar dukungan rakyat dan kecaman terhadap kepolisian namun dalam beberapa kesempatan orang-orang yang muncul menyampaikan pendapatnya menekankan persoalan perdamaian, persoalan bahwa polisi adalah manusia, mereka juga ditindas, jangan berkontradiksi dengan polisi ataupun pemerintah Melbourne, dsb.

Kecenderungan-kecenderungan tersebut kemudian mendorong langkah-langkah yang cenderung melemahkan gerakan Occupy Melbourne itu sendiri. Sebagai contoh kepolisian dan pemerintah Melbourne hanya mengijinkan pendudukan di Treasury Garden. Ini tidak terlepas karena taman tersebut berlokasi jauh dari keramaian dan jauh dari pusat kota. Demikian maka beberapa kelompok mengusulkan untuk melanjutkan gerakan Occupy Melbourne hanya disitu saja karena tidak mau berkontradiksi dengan polisi. Dengan intervensi dari kelompok-kelompok kiri yang adalah maka mayoritas memutuskan bahwa pendudukan Treasury Garden hanya sementara saja untuk kemudian mengambilalih kembali Melbourne City Square. Ini menjadi karakteristik dari gerakan yang dipimpin atau dimulai oleh klas menengah, terutama di Australia dimana klas menengah tersebut belum merasakan pukulan krisis global seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Sehingga memiliki kecenderungan besar untuk berkompromi ataupun terombang-ambin diantara kekuatan kanan dan kiri.

Gerakan buruh atau serikat-serikat buruh di Melbourne yang dapat membangun atmosfir perjuangan klas serta memperjelas kontradiksi antara sistem kapitalis dengan relatif terlambat untuk memberikan dukungan. Sebelum menduduki City Square, gerakan Occupy Melbourne telah mengirimkan surat kepada serikat-serikat buruh dan anggota-anggota serikat buruh. Serikat buruh bernama National Union of Workers cabang Victoria serta Unite, sebuah serikat buruh retail dan fast food, menyatakan dukungan terhadap gerakan Occupy Melbourne dan akan terlibat didalamnya. Sementara itu serikat-serikat buruh yang lain entah masih mendiskusikannya ataupun menyatakan dukungannya secara individu keanggotaan. Namun keterlibatan mobilisasi secara serikat buruh belum terjadi.

Secara keseluruhan di Australia gerakan Occupy akan terus berjalan walaupun represi dari pihak kepolisian seperti yang terjadi di Melbourne maupun Sydney. Sepertinya menjadi kebutuhan adanya keterlibatan gerakan buruh untuk mempertegas perspektif perjuangan klas dan krisis kapitalisme yang terjadi sekarang. Pun demikian gerakan buruh bukanlah sekedar dukungan ataupun keterlibatan serikat-serikat buruh. Namun juga alat politik klas buruh sendiri yang dapat memberikan analisa dan perspektif yang tepat mengenai kondisi saat ini dan perjuangan kedepannya. Karena tanpa itu gerakan Occupy tersebut hanya akan menjadi ajang kumpul-kumpul dan berdiskusi semata. Tanpa menyelesaikan persoalan yang dihadapi 99 persen rakyat yaitu sistem kapitalisme serta memberikan solusi kepada 99 persen rakyat tersebut yaitu menghancurkan kapitalisme dan membangun sosialisme (Ignatius Mahendra K).

1 komentar:

Fajare mengatakan...

mantap

Posting Komentar