Aksi Solidaritas Untuk Buruh PT Freeport Indonesia

Rabu, 26 Oktober 2011

Di Jakarta, Kamis 13 Oktober dilancarkan aksi bersama dalam rangka merespons perlawanan buruh Freeport di Papua sekaligus menunjukan simpati yang mendalam atas wafatnya buruh Freeport, yang disebabkan tindakan represif aparat Negara : Polisi / militer.

Aksi merespon peristiwa Freeport di lakukan bersama-sama oleh berbagai organisasi, baik serikat buruh, seperti : Konfederasi KASBI, SPSI KEP Bekasi dan Banten, FPBJ, SBTPI, PPBI, FSPMI, GSBI. LSM,seperti : Kontras, Komunitas Papua, dll, termasuk organisasi politik pro rakyat seperti KPO PRP, dan PPR. Serta di dukung juga oleh beberapa elemen mahasiswa. Massa aksi keseluruhan kurang lebih berjumlah 200 sampai 300 an orang dari beragam organ.

Aksi massa di mulai sejak keluar dari parkiran IRTI MONAS, massa yang berkumpul di IRTI seperti : SPSI KEP Banten, termasuk KASBI. Massa Bergerak sejak sekitar pukul 10. 00. Lanjut menuju patung kuda INDOSAT. Lanjut longmarch dengan di pimpin Korlap dari SPSI KEP di mobil komando. Massa aksi menuju Patung kuda INDOSAT menyambut kelompok lain yang langsung berkumpul di INDOSAT. Massa kemudian bergerak ke sasaran utama ISTANA NEGARA sambil di iringi lantunan lagu gugur bunga, dan sambil mengusung foto buruh Freeport yang menjadi korban penembakan.

Sekitar pukul 11. 00 massa tiba persis di depan istana Negara, Korlap manata formasi barisan dan membuka aksi dengan salam dan orasi perjuangan dari korlap. Dilanjutkan dengan mengheningkan cipta dengan iringan lagu mengheningkan cipta, tanda duka atas kematian buruh freport dalam memperjuangkan nasibnya.

Aksi di warnai dengan statemen dari unsur-unsur organisasi : SPSI KEP, FSPMI, serta pernyataan dari pihak keluarga korban dan perwakilan buruh freport yang hadir di Jakarta dan bergabung dalam aksi ini. Termasuk KASBI kemudian di berikan kesempatan untuk menyampaikan statemen atau pandangannya atas peristiwa di Freeport, yang di wakili oleh Sekretaris Jendral Konfederasi KASBI, Abdulrahman, yang memandang bahwa penembakan yang dilakukan apparatus terhadap buruh freport yang sedang berjuang, adalah tindakan refresif dan anti demokrasi atau bisa diartikan sebagai pemberangusan serikat. KASBI mengutuk tindakan apartus yang tidak melindungi buruh tetapi justru melakukan penembakan hingga memakan korban. Abdulrahman pun menyerukan agar semua kekuatan yang berjuang, serikat-serikat buruh dan elemen rakyat untuk segera bersatu tanpa pandang bulu asal organisasi dan warna benderanya. Karena apa yang terjadi di Freeport pun sesungguhnya telah terjadi pula di banyak tempat, dan kedepan jika tidak di lawan dengan kekuatan persatuan, maka rakyat dan kaum buruh akan terus di tindas. Pemerintah yang berkuasa sudah tidak bisa lagi di harapkan dan di pertahankan. Demikian seruan yang diungkapkan dalam statemen orasi perjuangannya.

Seusai statemen - statemen serta orasi beberapa organisasi, aksi massa kemudian di tutup dengan doa sekaligus di tujukan bagi korban penembakan aparat. Sedianya aksi akan dilanjutkan ke Kedutaan Besar Amerika, namun urung di laksankan, korlap menjelaskan karena tidak masuk dalam pemberitahuan dan aksi hanya di tujukan sebagai bentuk solidaritas dan bela sungkawa atas tewasnya satu orang buruh Freeport dalam perjuaangannya.

Sementara itu di Yogyakarta beberapa organ yang bergabung dalam Laskar Tambang turun ke jalan untuk menyikapi kasus pemogokan buruh dan kekerasan terhadap buruh di PT Freeport. Aksi mimbar bebas ini dimulai pada pukul 13.00 wib di depan pagar Gedung Agung (Istana Presiden) yang terletak di Jl. Malioboro, Yogyakarta.

Aksi ini menuntut dilakukannya nasionalisasi industri tambang di bawah kontrol rakyat, mendukung penuh pemogokan yang dilakukan oleh para buruh PT Freeport dan menuntut dihapuskannya militerisme di PT Freeport dan wilayah-wilayah lainnya di Papua.

“Kesejahteraan rakyat tidak akan mungkin bias dicapai jika industry tambang tidak dinasionalisasi. Rakyat bias dan mampu mengelola industry tambang dengan kekuatan sendiri. Sudah saatnya industry strategis diambil alih oleh rakyat yang kemudian diperuntukkan agar dapat dapat memberikankesejahteraan rakyat. Dan hanya dengan kekuatan politik rakyat pekerjalah industry tersebut bias diambil alih.” Seruan Akbar Rewako, Ketua KPO-PRP Yogyakarta dalam orasinya. “Kembalikan kedaulatan bangsa dengan menasionalisasi industri tambang asing!” tegasnya lagi.

Setelah berturut-turut orasi dari elemen-elemen yang tergabung dalam Laskar Tambang, yaitu KPO-PRP, Konfederasi KASBI, Resista, PRD, LMND, PPI, SMI, Perempuan Mahardika, PPMI dan FAM J, pada pukul 15.00 wib aksi mimbar bebas pun selesai dan ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar