Kronologi Represi Kepolisian Terhadap Aksi Penolakan Kenaikan Harga BBM di Polewali Mandar

Jumat, 16 Maret 2012

Setelah tiga kali pertemuan konsolidasi akhirnya kami dari organ Gerakan Mahsiswa Kristen Indonesia (GMKI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Komite Penyelamat Organisasi Perhimpunan Rakyat Pekerja (KPO-PRP) yg tergabung dalam Koalisi Nasional Untuk Kedaulatan Rakyat (KONTRA) serta Sentra Gerakan Progresif (SERGAP) dan Forum Komunikasi Siswa Progressif (FKSP) bersepakat turun aksi hari Jumat, 16 Maret 2012. Dengan Abdul Asis sebagai Koordinator Lapangan dan negosiator adalah Badar dari KPO PRP, Kappal dari PMII, dan Yus dari GMKI. Kami berharap anggota DPRD menyatakan sikapnya terhadap rencana kenaikan BBM dan TDL yang tertuang dalam bentuk beberapa lembar kertas yg berisi penolakan kenaikan BBM dan akan di tandatangani kurang lebih 40 anggota dewan.

Hari jumat jam 09:00 kami memulai aksi dari sekretariat Cabang PMII sambil orasi menuju lampu merah depan kejaksaan. Sekitar pukul 09:30 sebuah mobil tanki minyak dari arah berlawanan kami tahan dan orasi dilakukan diatas mobil tanki selama kurang lebih 20 menit Setelah melewati Pasar Sentral sekitar jam 10:00 kami sampai di lampu merah kedua pekkabata singga. Disana berorasi sejenak selama kurang lebih 15 menit kemudian melanjutkan perjalanan ke kantor DPRD selama kurang lebih 20 menit yg menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 1 kilo, tepat jam 10:50 kami tiba di kantor DPRD dengan membakar 1 ban mobil sambil orasi secara bergantian dan meneriakkan beberapa yel-yel “BBM naik rakyat melarat” setelah itu sesuai target bersama kami di persilahkan masuk meskipun dengan sedikit gesekan (sempat dorong-dorongan sekitar 2 menit baru kemudian kami masuk). Sesampainya kami didalam ruangan rapat DPRD tak ada satupun anggota dewan yang duduk untuk menerima aspirasi kami sehingga lewat pintu samping kawan2 menuju ke belakang kantor dengan maksud memanggil anggota DPRD untuk berdiskusi dengan kami akan tetapi setelah kami menuju ke dalam ruangan kembali kawan2 aksi sudah terkena beberapa pukulan dari pihak kepolisian, Koordinator Lapangan, Abdul Asis yang menuju ke ruangan rapat  justru dihadang dengan pukulan tepat dikepala sebelah kanan sehingga mengeluarkan darah. Massa aksi pun kemudian melakukan perlawanan. Teriakan kekecewaan  atas perlakuan beberapa polisi sehingga massa aksi dalam ruang rapat DPR tidak lagi teratur dan berjanji akan kembali dengan massa yg lebih banyak.

Represi yang dilakukan oleh pihak kepolisian tersebut tidak menyurutkan perjuangan. Demikian aksi tersebut telah menunjukan juga bahwa para elit politik dari partai manapun yang ada dikekuasaan sekarang tidak bisa diharapkan oleh rakyat. KONTRA meneguhkan komitmennya untuk terus melakukan perlawanan dan mengkonsolidasikan kekuatan rakyat untuk menolak kenaikan harga BBM. (Bdr, Nestor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar