Aksi Bersama: Rakyat Bersatu, Gagalkan Kenaikan Harga BBM!

Kamis, 22 Maret 2012

Pada hari Minggu, 18 Maret 2012 massa dari KPO PRP, Konfederasi KASBI Wilayah Yogyakarta (SPCI, PPW, SBJR dan SP SCE), Resista-JGMK, KAMERAD, Senat FE UAJY, SP PKBI serta KPP melakukan aksi longmarch dari Abu Bakar Ali menuju  Gedung Agung. Aksi tersebut menyerukan “Rakyat Bersatu, Gagalkan Kenaikan Harga BBM”. Aksi juga dihadiri oleh perwakilan dari PRM, Perempuan Mahardika, Pembebasa, SMI dan PPI.

Massa berhenti di depan Gedung DPRD untuk melakukan orasi. Mahendra dari KPO PRP menyampaikan bahwa dengan kenaikan harga BBM lebih merupakan kepentingan asing. Hal ini karena mayoritas seluruh sumber daya minyak bumi dan gas Indonesia dikuasai oleh asing. Penguasaan itu dilindungi oleh Rejim SBY-Boediono. Demikian sejarah mengajarkan bahwa dengan persatuan dan aksi radikal rakyat maka kebijakan anti rakyat dapat dilawan. Oleh karena harus digalang persatuan rakyat, mobilisasi aksi mogok kawasan, blokir jalan, pendudukan pusat-pusat kekuasaan. Namun kesejahteraan sejati hanya bisa didapatkan ketika kekuasaan direbut oleh rakyat. 

Dari Gedung DPRD aksi massa berlanjut menuju Maliobro Mall, di sini dari Konfederasi KASBI mengajak orang-orang yang ada di malioboro,pedagang,tukang becak,orang yang bekerja di toko-toko,dan pejalan kaki untuk ikut bergabung dalam menggagalkan kenaikan harga BBM yang jelas-jelas akan membuat rakyat semakin sengsara. Orasi dari KAMERAD menjelaskan bahwa mahasiswa harus terus bergerak dan berjuang menolak kenaikan harga BBM. Mahasiswa yang berintelektual adalah mahasiswa yang ikut bergabung dalam aksi turun kejalan dan melawan dan menolak setiap ketidakadilan, bukan mahasiswa yang bergelut dengan kampusnya dan kost atau rumah saja.

Setelah dari Maliboro Mall, massa melanjutkan aksinya menuju Pasar Bringharjo. Disini kawan dari PPI dan SP PKBI menjelaskan bahwa dengan ada adanya kenaikan harga BBM, maka harga kebutuhan pokok akan ikut naik. Sehingga rakyat semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. SP PKBI juga menjelaskan bahwa kenaikan harga BBM akan membuat rakyat semakin susah mendapatkan akses kesehatan  karena biaya kesehatan dan obat-obatan akan semakin meningkat.

Massa aksi melanjutkan perjalan setelah dari pasar Bringharjo menuju Gedung Agung. DIiringi dengan yel-yel: “Rakyat Bersatu, Gagalkan Kenaikan Harga BBM”. Di Gedung Agung orasi bergantian dilakukan dengan menjelaskan berbagai akibat kenaikan harga BBM. Disektor pendidikan jika semua dan bahan pokok naik maka anak-anak mereka tidak mendapatkan asupan gizi untuk belajar disekolah. Apalagi biaya sekolah dan perguruan tinggi setiap tahunnya naik. Orasi dari KPP menjelaskan bahwa kenaikan harga BBM akan berdampak kepada perempuan. Perempuan hingga kini masih ditempatkan sebagai pengatur keuangan rumah tangga. Maka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari akan menjadi lebih sulit. Hal ini akan berkaitan dengan meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga. Aksi berakhir di Gedung Agung dengan pembacaan pernyataan sikap(Lampita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar