Blokir Bandara Polonia, Tuntut Naikan Upah Buruh Bukan Harga BBM

Jumat, 06 April 2012

Ada sebuah lagu perjuangan yang biasanya kita nyanyikan ketika kita melakukan aksi, sepenggal lirik dari lagu tersebut adalah “Buruh, tani, mahasiswa, kaum miskin kota bersatu padu rebut demokrasi, gegap gempita dalam satu suara, demi tugas suci yang mulia”. Lagu tersebut menjadi kenyataan atau fakta ketika semua sektor rakyat yang terdiri dari buruh, tani, mahasiswa, kaum miskin kota bersama sama berjuang dalam KONGRES RAKYAT SUMATERA UTARA (KRSU) dan merapatkan barisan turun ke jalan dan melakukan aksi pada hari Senin Tanggal 26 Maret 2012.

KONGRES RAKYAT SUMATERA UTARA (KRSU) beranggotakan KPO PRP Medan, Serikat Pekerja Carefour Indonesia (SPCI), Serikat Karyawan (SEKAR) Wilmar, SBMI SUMUT, SBSI 92, FRB, SBSU, SPN, FSPMI, SPM, PPRM SUMUT, FORMAS, KESPER, IKOHI SUMUT, BITRA, TEPLOK, KONTRAS SUMUT, PARI, LMI, PEREMPUAN MAHARDHIKA, BAKUMSU, SAKTI, ES, LBH MEDAN, LAPK, PKNI, REPDEM, FMN, L KESRA, SMI, KDAS, KKP HAM’65, WALHI SUMUT, PMKRI, FORMADAS, GMKI MEDAN, PPI, KDN, GEMAPRODEM, PUSAKA, KOMENTAR, FAMUD, GMMS, STIKP, SENAT GRAHA KIRANA, FP’98, HPPLKN, KT 71-79, KORDA GMNI, KLIKA, HMI CAB. MEDAN, PEMBEBASAN, FDM, KDCC, GRM SUMUT, PBHI, LBH TRISILA, YLL, SPD, PI, KOMI, SATMA TMP, JAMSU, YPKP 65, GARDA PEMUDA, PIJAR KEADILAN, GMNI UNIKA, LBH MEDAN, LBH MADANI, LBH MARANATHA, ADVOKAT PUBLIK, FITRA, SPI, PAHAM, PK PL PP KAMPUS MEDAN, ISMPI, GMNI CAB.MEDAN, GEMPITA SUMUT, ICMI, PEMA FISIP USU, IPM SUMUT, KOMUNITAS BETOR, FAMM, GNR, ELSAKA SUMUT, SRMI SUMUT, KTNBKBST DELI SERDANG, KORWIL GMKI SUMUT, RODA API, BKRM DELI SERDANG, GARDA SUMUT, PERINTIS, AMPP, JBMI, BARMAS UMSU mengambil grand Issue “TOLAK KENAIKAN HARGA BBM”, dan isu turunan “Naikkan Upah Buruh, Laksanakan Reforma Agraria Sejati, Berikan Pendidikan, Kesehatan & Lapangan Pekerjaan bagi Rakyat”.

Aksi penolakan kenaikan BBM Kongres Rakyat Sumatera Utara (KRSU) dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan mengambil titik kumpul di lapangan Merdeka Medan, dari lapangan merdeka medan massa aksi bergerak (long march) menuju Bandara Internasional Polonia Medan yang merupakan pusat aksi dan massa aksi berhasil melakukan pendudukan dan menutup akses keluar-masuk bandara internasional Polonia Medan. Sesampai di bandara internasional Polonia Medan puluhan ribu massa aksi “disambut” oleh aparat kepolisian dan TNI yang telah berjaga jaga disana. Massa aksi mendesak agar pihak bandara segera memberhentikan sementara penerbangan, dan meminta agar Kapoldasu dan Plt. Gubernur Sumut hadir menjumpai massa aksi. Kapoldasu memenuhi permintaan massa aksi dan bersedia menjumpai massa aksi serta mendengar aspirasi yang di sampaikan massa aksi. Akan tetapi begitu kapoldasu selesai menjumpai massa aksi tiba tiba terlihat dan terdengar suara take off pesawat sampai dua kali yang tentu saja membuat massa aksi marah karena sudah diperingati sebelumnya agar pihak bandara menghentikan penerbangan untuk sementara. Massa aksi yang marah karena merasa dipermainkan mencoba masuk ke areal pintu masuk penerbangan internasional akan tetapi dihadang oleh aparat kepolisian yang telah berjaga jaga disana, kemudian massa aksi melempari aparat dengan batu dan kayu serta merusak pagar disekitar pintu masuk penerbangan internasional dan aparat dengan arogannya menembaki massa aksi dan mengakibatkan massa aksi terluka tetapi hanya 2 (dua) orang yang bersedia dirawat di salah satu rumah sakit di medan sedangkan yang lainnya di rawat di rumah masing masing. (Namun, yang sangat mengherankan Kapoldasu justru membantah kalau massa aksi yang terluka tersebut terkena tembakan aparat dan membuat keterangan nya di media bahwa tidak ada penembakan karena tidak aparat yang membawa senjata tetapi korban yang luka terkena lemparan batu kawan nya sendiri, padahal berdasarkan rekaman lensa kawan kawan media ada merekam bagaimana aparat membawa ada senjata dan sejajuh ini Tim advokasi Kongres Rakyat Sumut tetap melakukan upaya upaya untuk membuktikan bahwa massa aksi yang menjadi korban luka adalah dikarenakan tembakan).

Setelah keadaan tenang dan kemarahan massa aksi dapat diredam Plt. Gubernur Sumut bersedia menjumpai massa aksi dan menerima aspirasi massa aksi dan Plt. Gubernur Sumut berjanji akan mengirimkan surat ke pemerintah pusat dengan melampirkan selebaran/statement/pernyataan sikap KONGRES RAKYAT SUMATERA UTARA (KRSU), kemudian massa aksi kembali longmarch ke lapangan merdeka Medan dan dari sana massaa aksi membubarkan diri.

Pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012 KONGRES RAKYAT SUMUT (KRSU) kembali melakukan aksi kedua menolak kenaikan harga BBM yang walaupun sebelumnya dalam rapat paripurna DPR Memutuskan bahwa kenaikan BBM ditunda, BBM tidak jadi naik pada tanggal 01 April 2012 tetapi KONGRES RAKYAT SUMUT (KRSU) tetap melakukan aksi dengan seruan kepada rakyat untuk tetap menolak kenaikan BBM karena BBM sewaktu waktu bisa saja sewaktu waktu naik tergantung kebijakan pemerintah pusat (eksekutif). Aksi yang dimulai dengan longmarch dari lapangan merdeka Medan menuju bundaran Majestik/SIB Medan dan tujuan aksi kedua ini adalah untuk mengkampanyekan kepada rakyat Indonesia khususnya kota Medan agar tidak terlena dengan penundaan kenaikan BBM tetapi supaya tetap mengambil tindakan untuk lawan kenaikan BBM kepan pun itu. KONGRES RAKYAT SUMUT (KRSU) masih akan terus melakukan konsolidasi konsolidasi tekait Rencana Tindak Lanjut (RTL) ke depan.

Bahwa, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada pasal 33 ayat (3) nya berbunyi “BUMI DAN AIR DAN KEKAYAAN ALAM YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA DIKUASAI OLEH NEGARA DAN DIPERGUNAKAN UNTUK SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT”. Tetapi yang menjadi pertanyaan benarkah apa yang tertuang dalam dasar negara tersebut sudah dinikmati oleh rakyat?, jika kita melihat kondisi yang terjadi saat ini apa yang di amanatkan oleh dasar negara pada pasal 33 ayat (3) tersebut ibarat “panggang jauh dari api”, yang mana salah satu kekayaan alam kita adalah minyak atau bbm tetapi justru pemerintah akan menaikkan harga bbm yang tentu saja mengakibatkan tidak akan ada lagi kemakmuran bagi rakyat, tetapi rakyat akan ditindas dan semakin menderita karena harga harga bahan pokok akan melambung tinggi, uang sekolah/kuliah akan meningkat, pengeluaran buruh, tani, dan sektor rakyat lainnya akan semakin besar. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkadung di negeri ini memang dikuasi oleh negara tetapi dipergunakan untuk SEBESAR BESARNYA bagi KEMAKMURAN PEMERINTAH dan KAUM PEMILIK MODAL. Maka dari itu, sudah saat nya rakyat bergerak, sudah saatnya rakyat berkuasa atas bumi, air, dan kekayaaan alam yang terkandung di negeri ini untuk kemakmuran rakyat sendiri, untuk rakyat berkuasa mari seluruh rakyat Indonesia kita bersatu bangun partai rakyat; PARTAI KELAS PEKERJA.(Leli)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar