Selebaran Sekretariat Bersama Buruh Jabotabek

Jumat, 06 April 2012

(KASBI, FPBJ, SBTPI, PPBI, GSBI, FSPOI, SBMI, SBIJ, SPTBG, GESBURI, SPKAJ, AJI, SMI, FMN, PPI, PPR, KPO-PRP)


KORDINASIKAN PERJUANGAN ANDA BERSAMA SEKBER BURUH:
Jakarta (087878725873, 02191940041, 08561612485, 085281922000); Tangerang: (08567434660, 085210444279); Bekasi: (085710372721, 085697334735, 085813310479)



Bagaimana BBM Dikelola Oleh Negara dan Para Pemilik Modal?
  • Dalam memproduksi minyak mentah, Indonesia sangat didominasi oleh perusahaan-perusahaan tambang migas milik asing (imperialis), yaitu 85% dari sekitar 910.000 barel per hari. Selebihnya, yakni 15%, diproduksi oleh Pertamina yang merupakan perusahaan milik negara (BUMN). Artinya, produksi minyak mentah di Indonesia sangat bergantung pada produksi minyak dari perusahaan-perusahaan migas asing. Dalam dominasi penguasaan tambang asing tersebut, tentu saja keuntungan yang didapat (pemerintah) Indonesia dari setiap minyak yang keluar dari bumi Indonesia sangatlah kecil yaitu berkisar 10 sampai 25% dari total keuntungan yang dihasilkan.
  • Penguasaan atas produksi minyak diatas kemudian sangat menyebabkan harga minyak mentah dikontrol oleh pasar internasional yang didominasi oleh para Imperialis. Ada contoh negara-negara yang tidak bergantung pada harga internasional karena mampu mengontrol produksi minyak mentah sekaligus pengolahannya, yaitu Venezuela yang menjual BBM didalam negeri sebesar 585 rupiah per liter, Iran 1.287 rupiah per liter ataupun Nigeria sebesar 1.170 rupiah per liternya.   
Apakah Harga BBM Harus Naik?
  • Pemerintah selalu mengatakan bahwa kenaikan harga minyak Internasional telah menyebabkan jumlah subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) membengkak sehingga negara dapat defisit (rugi). Padahal, kalaupun harga minyak internasional naik dari perkiraan dalam APBN (sehingga menghasilkan selisih yang dikatakan pemerintah sebesar 178 triliun), masih banyak pos anggaran yang seharusnya dipangkas, terutama adalah anggaran pembayaran hutang luar negeri (kepada para Imperialis penghisap) yang mencapai 250 triliun. Apalagi jika pemasukan dalam sector migas dapat diperbesar dengan melakukan NASIONALISASI terhadap tambang-tambang milik Imperialis, pasti anggaran negara akan lebih dari cukup dan pemerintah tidak harus lagi mengikuti harga internasional. Sehingga negara pun akan memiliki kemampuan untuk mensejahterakan rakyat. Tapi apakah pemerintah mau dan mampu melakukan itu? Kenyataannya justru pemerintah lebih sering memilih untuk mengorbankan rakyat demi mendapatkan penghormatan dan pinjaman hutang lagi dari para Imperialis.
  • Pemerintah juga selalu mengatakan bahwa subsidi BBM lebih dinikmati oleh orang kaya, sehingga tidak membantu orang miskin. Ini jelas alasan yang sangat membodohkan. Data BPS 2011 justru menunjukkan bahwa 60-80% BBM bersubsidi (seperti premium) dikonsumsi secara langsung oleh rakyat pekerja dan miskin yang kehidupan ekonominya sangat bergantung pada kendaraan roda dua (motor) yang juga belum lunas dibayar.
  • Logika yang juga selalu diusung pemerintah adalah meningkatnya penyelundupan yang disebabkan adanya selisih antara harga BBM internasional dengan harga BBM dalam negeri. Ini alasan paling konyol. Yang perlu dicambuk lebih keras justru adalah aparat penegak hukum untuk mencegah terjadinya penyelundupan, bukan membebankannya kepada rakyat. Lalu bagaimana pemerintah menjelaskan negara-negara seperti Venezuela atau Iran yang harga BBM nya murah tapi penyelundupannya juga minim?
Harga BBM Naik: Siapa yang Untung, Siapa yang Rugi?
  • Para Imperialis jelas sangat diuntungkan dengan kenaikan harga ini, karena mereka akan lebih mudah lagi menjarah SDA dan menjajah SDM Indonesia, termasuk mengontrol harga minyak internasional. Mereka tinggal duduk tenang dirumah-rumah mewah mereka sambil menghitung keuntungan yang mereka rampas dari tanah air negeri-negeri penghasil minyak mentah seperti Indonesia.
  • Pemilik-pemilik modal lain di dalam negeri pun mendapat keuntungan. Untuk mengatasi penambahan biaya produksi dari kenaikan harga BBM, mereka jelas tidak mau rugi dan tinggal menaikkan harga barang/jasa yang mereka produksi. Sekarang saja sebelum BBM naik, harga-harga telah merangkak naik tak terkendali. Pengusaha transportasi juga telah merencanakan kenaikan tarif angkutan sebesar 20-40%.
  • Pemerintah dan elite-elite politik DPR juga jelas mendapatkan keuntungan atas kenaikan harga BBM. Pendapatan hasil dari kenaikan harga BBM dikurangi sogokan (berupa BLT) masih menyisakan uang triliunan yang siap mereka bagi-bagi demi kestabilan kekuasaan politik mereka sampai pemilu 2014, dimana mereka akan kembali menipu rakyat dengan janji manis. Elite polisi dan tentara juga mendapatkan “jatah tambahan” dari pengamanan perlawanan rakyat yang sedang berkobar dimana-mana.
  • Produsen / pemilik modal kecil yang produksinya sangat bergantung pada BBM dan listrik akan terancam bangkrut karena kalah bersaing dengan pemilik modal besar.
  • Buruh jelas sangat dirugikan. Setelah baru saja berhasil sedikit menaikkan upah tahun ini, kemenangan itu kembali direbut lewat pengeluaran hidup yang akan semakin mahal. Pemodal tentu tidak mau tahu akan hal tersebut, dan malah akan memakai momentum ini untuk mengefisienkan biaya produksi (berbentuk PHK) dengan alasan bangkrut.
  • Petani dan Nelayan kecil juga jelas dirugikan. Biaya produksi mereka akan meningkat (khususnya nelayan yang membutuhkan solar), namun harga jual hasil tanam dan tangkapan mereka tidak meningkat senilai kenaikan biaya produkisi, karena harga tetap dikendalikan oleh pedagang besar.

  • Dan rakyat secara keseluruhan, baik itu pedagang kecil, pelajar/mahasiswa, ibu rumah tangga, supir, pengangguran, dan sebagainya, pasti akan semakin terjerat dalam hutang dan kemiskinan. Kenaikan harga-harga barang/jasa akan mempersulit biaya mempertahankan nyawa dan martabat sebagai manusia. Setiap orang akan lebih sering mengalami depresi dan setiap rumah tangga akan lebih sering bertengkar.
Bagaimana Menggagalkan Kenaikan Harga BBM?
  • Pertama sekali, ajaklah teman, kerabat, keluarga, tetangga untuk mendiskusikan kenaikan harga BBM ini. Cari sebab-sebab dan dampak-dampaknya secara mendalam.
  • Bentuklah komite-komite rakyat berdasarkan lingkungan kerja/aktivitas ataupun tempat tinggal anda yang bersepakat menolak kenaikan harga BBM. Buatlah poster, spanduk atau coretan-coretan di lingkungan anda untuk menunjukkan sikap anda. Jika memiliki waktu, hadir dan terlibatlah dalam aksi-aksi perlawanan rakyat yang setiap harinya sudah menyebar dimana-mana. Nyatakan sikap anda disana.
  • Jika anda bersepakat untuk menggagalkan kenaikan harga BBM, PERSIAPKANLAH WAKTU & DIRI ANDA untuk bergabung dalam aksi-aksi yang lebih besar. Aksi-aksi tersebut haruslah merupakan aksi-aksi yang menunjukkan tekad dan keseriusan kita, yaitu PEMOGOKAN di tempat/kawasan kerja, PEMBLOKIRAN tempat-tempat vital (tol, pelabuhan, terminal, dll), dan PENDUDUKAN pusat-pusat kekuasaan pemerintahan.
  • Gabungkan diri anda atau komite/kelompok anda bersama aksi-aksi kami (SEKBER BURUH) yang akan dimulai dari tanggal 26 sampai 31 Maret di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang.

PERSIAPKAN PEMOGOKAN NASIONAL 30 MARET 2012 dan
PENDUDUKAN ISTANA NEGARA 31 MARET 2012
sampai pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar