Aksi Nasional Jaringan Gerakan Mahasiswa Kerakyatan

Jumat, 11 November 2011

Kamis (10/11/12) organisasi Mahasiswa yang terjaring dalam Jaringan Gerakan Mahasiswa Kerakyatan (JGMK) melakukan aksi serentak di beberapa daerah, diantaranya Yogyakarta (Resista), Samarinda (Konsentrasi Mahasiswa Progresif), Sumbawa Besar (Barisan Pemuda dan Mahasiswa Progresif), Makkasar (Front Mahasiswa Demokratik), dan Poliwali Mandar (Sentral Gerakan Mahasiswa Progresif). Dalam aksi ini JGMK menyerukan agar momentum hari pahlawan ini bisa digunakan untuk membangun persatuan dalam menghancurkan rezim neoliberalisme pengkhianat Rakyat.

Di  Yogyakarta, organisasi gerakan Mahasiswa Resista yang tergabung dalam JGMK menggelar aksi damai dibunderan Universitas Gajah mada. Dalam orasinya, Daniel Pay Halim (ketua JGMK) mengungkapkan, “perjuangan Rakyat Indonesia adalah perjuangan yang tidak mudah didapatkan begitu saja, akan tetapi rezim SBY–Boediono saat ini telah menghianatinya dengan tidak mewujudkan kesejahteraan untuk Rakyat”.  Aksi ini ditandai dengan jalan mundur dan orasi mengelilingi bunderan UGM, Yogyakarta, sebagai simbolitas bahwa rejim SBY–Boedino agar segera mundur dari kursi pemerintahannya.

Dari Samarinda, puluhan Mahasiswa dari Konsentrasi Mahasiswa Progeresif juga menggelar sebuah aksi damai. Aksi ini ditandai dengan longmarch yang berjalan kaki sekitar lima kilometer membelah jantung kota Samarinda dari Kampus Universitas Mulawarman, Jl M. Yamin hingga taman makam pahlawan di Depan Balaikota Samarinda. Aksi longmarch tersebut juga diisi oleh simbolisasi dalam bentuk nisan kecil yang bergambarkan Marsinah, pahlawan Buruh perempuan Indonesia yang meninggal tanggal 8 Mei 1993 akibat kekejaman Rezim Militer, Petrus Ayakemba, Buruh PT Freeport yang juga meninggal di ujung senapan aparat Polri akibat aksi pemogokan buruh PT Freeport yang menuntut kenaikan upah 32 $/jam, dan gambar perjuangan Tani desa Makroman yang sedang berjuang mempertahankan lahanya dari penggusuran dan pembuangan limbah batu bara di lahan mereka, sepanjang perjalanan juga ditampilkan massa aksi yang berperan lengkap layaknya TNI dan Polri yang berjalan terus mengacungkan senjatanya kepada Buruh,Tani serta sesekali menodongkan senjatanya pada masyarakat. Hal tersebut dijadikan simbol oleh massa aksi sebagai perilaku Militer yang senantiasa menghamba pada kepentingan modal.

Di Sumbawa Besar, mahasiswa dari Barisan Pemuda dan mahasiswa Progresif menggelar aksi damai dalam bentuk konvoi keliling kota. Supratman (kordinator aksi), menyatakan, “kaum kapitalis masih leluasa dan bercokol di Negeri ini, secara tidak langsung, rakyat menjadi korban atas ulah mereka, rezim neolib SBY-Boediono, dan partai borjuis telah mengkhianati perjuangan para pejuang revolusi kemerdekaan” ujar Ucup, sapaan akrab Supratman. Selain itu, kata Ucup, “watak asli militer yang anti gerakan rakyat” terlihat, seperti, penembakan buruh PT.Freeport yang menuntut gaji yang layak pertahun, ini di luar dari cita-cita 10 november” jelas Ucup. Bahkan, tragisnya, sambung Ucup, dalam hal pendidikan pun pemerintah seakan-akan mulai lepas tangan, melalui paket rancangan undang-undang perguruan tinggi, “rancangan undang-undang perguruan tinggi tersebut, membuat pendidikan mahal dan sulit dijangkau oleh rakyat, cita-cita mereka dibunuh” sebut Ucup.

Dari Makkasar, mahasiswa dari Front Mahasiswa Demokratik membagi–bagikan selebaran di Jembatan layang (Play Over) Jl. Urip Sumorharjo, Makassar. Dalam selebaran tersebut tertulis bahwa “rakyat bersatu dan melawan segala bentuk rezim dan sistem neoliberalisme!”, perjuangan rakyat Indonesia yang dijajah oleh bangsa asing selama kurang lebih 350 tahun adalah perjuangan yang sangat panjang dan penuh dengan pertumpahan darah, jiwa dan raga mereka untuk mengusir Imprealisme di bumi Indonesia. Berdirinya orde baru hingga ke pemerintahan rejim SBY-Budiono gagal untuk mensejahterakan rakyatnya, penjualan aset negara (Freeport) telah menggeruk sumber daya alam Indonesia kepada pemilik modal dan juga merugikan rakyat pekerja dengan dikeluarkannya Undang – Undang 13 tahun 2003 yang menjadi alat legitimasi bagi pekerja dengan berupa kerja kontrak, outsourcing dan upah yang rendah bagi buruh. Pasca orde baru berkuasa, reformasi 1998, rezim Habibi, Gus Dur, Megawati dan SBY-Boediono tidak banyak membawa perubahan dan hanya menjadi perpanjangan tangan pemilik modal, dan pemerintah juga telah menggodok RUU PT yang menjadi pelepasan tanggung jawab Negara dalam pembiyaan pendidikan.

Dan terakhir di Polewali Mandar, organisasi dari Sentral Gerakan Mahasiswa Progresif juga turut membagikan selebaran, brosur, dan pamflet yang berisi sama seperti di daerah lain. Beberapa kampus yang dibagikan selebaran tersebut adalah UNASMAN, STIKES, STAI DDI, dan diakhiri di lapangan Pancasila, Poliwali Mandar.

Ketua JGMK, Daniel Pay Halim, yang akrab disapa Pay juga mengatakan bahwa aksi ini serentak dilakukan oleh gerakan Mahasiswa lokal yang tergabung dalam jaringan kita (JGMK) diberbagai daerah. Pay juga menegaskan bahwa “persoalan dibeberapa sektor hari ini terlihat terjadi penidasan, seperti Petani, Buruh, kesehatan yang mahal dan khususnya pendidikan yang menjadi sorortan utama kami, pendidikan sangat mahal, ditutupnya ruang demokratisasi kampus, DO dan Skorsing secara sepihak, sistem pendidikan yang menghamba pada pemilik modal dan tidak sesuai dengan realitas sosial masyarakat”. tandas Pay.

Dalam orasi dan yel–yel yang dikumadangkan mereka terdengar teriakkan “SBY-Budiono, Antek kaum modal, anti rakyat miskin!, Pendidikan gratis, ilmiah, demokratis dan berwatak kerakyatan!”. Pada akhir orasi, peserta aksi dari Yogyakarta mengatakan “kami dari Jaringan Gerakan Mahasiswa Kerakyatan yang terdiri dari organsasi gerakan Mahasiswa progresif revolusioner akan melakukan bentuk – bentuk perlawanan kami berikutnya terhadap penidasan di Negri ini hingga Rakyat menang!”.

Massa aksi yang tergabung dalam Jaringan Gerakan Mahasiswa Kerakyatan kemudian membubarkan diri dengan tenang dan diakhiri beberapa lantunan lagu perjuangan dari mereka.

1 komentar:

emen saputra mengatakan...

kapan rencana kita aksi secara bersama(nasional),,??
terkait rencana kenaikan harga BBM..sumbawa siap,,

Posting Komentar